Info Admin 0852 7005 5040 pin 5cad584a

Minggu, 22 Mei 2016

Psikologi belajar

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
-Sebagai calon tenaga pendidik sudah selayaknya seogianya kita memahami teori-teori pendidikan banyak diantaranya dan salah satunya adalah teri kognitif.
Apa saja cakupan teori tersebut akan dibahas dalam makalah ini.
-Sebagai seorang mahluk yang tidak sempurna seorang guru yang betul-betul memahami teori kognitif ini belum tentu akan menemui berbagai kesulitan yang mungkin tak terduga olehnya sebelumnya.
-Karena sejatinya belajar memiliki dua elemen penting yaitu guru dan murid, jadi dalam hal ini kecakapan guru menyaalurkan ilmu harus pulalah dibarengi dengan kecakapan mirid menerimanya.
-Satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari seorang murid saat diajar adalah tingkat kecakapannya menerima transferan ilmu dari guru. Hal yang berhubungan dengan itu disebut dengan intelegensi. Intelegensi.
-Hal yang berkaitan diatas adalah merupakan bagian dari teori kognitif terus apa saja yang faktor mempengaruhinya selanjutnya akan dikupas tajam oleh makalah ini

II. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori kognitif?
2. Apa itu Intelegensi?
3. Apa saja hal yang dapat mempengaruhi intelegensi?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi teri kognitif?

BAB II
PEMBAHASAN

I. Teori Belajar Kognitif
Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mental termasuk bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar. Bidang psikologi kognitif sangat luas, tetapi umumnya dimulai dengan melihat bagaimana masukan sensori berubah menjadi keyakinan dan tindakan melalui proses kognisi.
Istilah psikologi kognitif diciptakan  oleh Ulric Neisser tahun 1967 dalam sebuah bukunya yang berjudul Cognitive Psychology. Psikologi kognitif mengakui otak menjalankan fungsi utama, yaitu berpikir. Otak adalah sistem fisik murni yang bekerja (meskipun kompleks) dalam batas-batas hukum alam dan kekuatan sebab dan akibat. Pandangan ini disebut fungsionalisme kausal atau fungsionalisme.
Proses kognitif adalah tindakan intelektual yang mengubah informasi dan gerakkan membentuk satu informasi yang lain termasuk perhatian, persepsi, latihan, encoding, dan retrievel. proses kognitif adalah sejalan dengan program yang memproses informasi-software-di komputer.
Metakognisi, komponen ketiga dari model pengolahan informasi, adalah kesadaran dan kontrol atas proses kognitif sendiri (E. Hiebert & Raphael, 1996).
Beberapa peneliti menggambarkan kombinasi dari komponen-komponen ini sebagai "arsitektur kognitif" (Sweller 1998). Sama seperti arsitek sebuah bangunan adalah struktur yang kegiatannya terjadi, informasi sistem pengolahan adalah kerangka di mana informasi diperoleh, dipindah, dan disimpan.

Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Prinsip umum teori Belajar Kognitif, antara lain:
a.    Lebih mementingkan proses belajar daripada hasil

b.    DIsebut model perseptual

c.    Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya

d.   Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak

e.    Memisah-misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran  menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan memperlajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna.

f.     Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.

g.    Belajar merupakan  aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

h.    Dalam praktek pembelajaran  teori ini tampak pada tahap-tahap perkembangan(J. Piaget), Advance organizer (Ausubel), Pemahaman konsep (Bruner), Hierarki belajar (Gagne), Webteaching (Norman)

i.      Dalam kegiatan pembelajaran keterlibatan siswa aktif amat dipentingkan

j.      Materi pelajaran disusun dengan  pola dari sederhana  ke kompleks

k.    Perbedaan individu siswa perlu diperhatikan, karena sangat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar.

II. Intelegensi
A.    PENGERTIAN INTELEGENSI
*      Menurut kamus Webster New World Dictionary Of America Leaguage,intelgensi berarti: kecakapan untuk berfikir mengamati atau mengarti, kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan lain-lain.
*      Menurut super dan cites.
Intelegensi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
*      Menurut Garret (1946).
Intelegensi adalah kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan symbol-simbol.
*      Menurut William Stern.
Intelegensi merupakan suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru dibantu dengan penggunaan fungsi berfikir.
*      Menurut Wachler (1958).I
Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan manguasai lingkungan secara efektif.
*      Menurut Singgih Gunarsa.
Intelegensi adalah suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetehuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubunganya dengan linkungan dan masalah-masalah yang timbul.
Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa intelegensi adalah kemampuan mental memahami masalah dan sikap dalam memecahkan masalahnya yang dapat diperoleh dari pengalaman atau lingkungan.

III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI
 1.      Heriditor (pembawaan) ialah segala kesanggupan kita yang telah kita bawa sejak lahir dan tidak sama pada tiap orang.
2.      Kematangan, menyangkut pertumbuhan jiwa dan fisik berkembang telah mencapai puncaknya karena dipengaruhi faktor internal. Dan arus disadari bahwa kematangan berhubungan erat dengan umur.
3.      Pembentukan yaitu perkembangan individu yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
4.      Minat, inilah yang merupakan motor penggerak  dari inteligensi kita. Dalam arti manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi, menggunakan, menyelidik dunia luar. Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadapdunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu.
5.      Kebebasan, berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih masalah sesuai dengan kebutuhanya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamaya menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi.
Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.

IV. Faktor yang mempengaruhi teori kognitif
Adapun beberapa prinsip teori perkembangan Piaget, adalah sebagai berikut:
1)      Perkembangan kognitif merupakan suatu proses gentik. Yaitu suatu perkembangan yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf
2)      Semakin bertambah umur maka semakin bertambah kompleks susunan syarafnya dan akan meningkat pula kemampuannya. Daya pikir anak  yangb berbeda usia akan berbeda secara kualitatif

3)      Proses adaptasi mmepunyai dua bentuk dan terjadi secara simultan yaitu akomidasi dan asimilasi

4)      Asimilasi adalah proses perubahan apa yang di pahami seseuai denganstruktur kognitif. (apabila individu menerima infomasi atau pengalaman baru maka informasi tersebut akan dimodifikasi sehingga cocok dengan  struktur kognitif yang dipunyai)

5)      Akomodasi adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat dipahami (apabila struktur kognitif yang sudah dimiliki harus disesuaikan dengan informasi yang diterima).

6)      Proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbangan)

7)      Asimilasi (proses penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki individu), Akomodasi (proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru), Ekuilibrasi (penyesuaian berkesinambungan  antara asimilasi dan akomodasi)

8)      Seorang anak sudah mempunyai prinsip pengurangan, ketika mempelajri pembagianmaka terjadi prses intrgtasi antara pengurangan  (telah dikuasai)dan pembagian (info baru) inilah asimilasi.

9)      Jika anak diberi soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya anak sudah dapat mengaplikasikan  atau memakai prinsip pembagian dalam situasi baru

10)  Proses penyesuaian antara ling luar dan struktur kognitif yang ada dlm dirinya disebut ekuilibrasi

11)  Proses belajar akan mengikuti tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya

12)  Tahap sensorimotor (0-2 thn), preoperasional (2-8 thn), operasional konkret(8-11 thn), operasional formal (12-18 thn)

13)  Hanya dengan mengaktifkan pengetahuan dan pengalaman secara optimal asimilasi dan akomodasi pengatahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar