Info Admin 0852 7005 5040 pin 5cad584a

Minggu, 07 Februari 2016

PELOPOR KEMAJUAN STUDI ISLAM

PELOPOR KEMAJUAN STUDI ISLAM
Oleh: MUHAMMAD RIZKI AKBAR SIREGAR

Imam Hanafi menyusun Mazhabnya untuk memudahkan tuntunan ibadah umat karena belum adanya satupun kitab yang menghimpun himpunan ibadah di masanya.
Setelah itu lahir pula Imam Malik yang mengumpulkan hadits-hadits yang ia pelajari dari Tabi'in yang belajar dari sahabat yang melihat langsung kehidupan rasul dalam kitab Al-Muwattho, yang pada masa itu belum ada satupun himpunan kitab hadits.
Setelah itu lahir pula Imam Syafi'i yang mendalami kitab Al-Muwattho' dan mencari lebih banyak hadits mengenai fiqih dan menyusunnya di dalam satu musnad Musnad Asy-Syfi'i dan menyusun suatu mazhab Mazhab Syafi'i.
Setelah itu Lahir pula Imam Ahmad bin Hanbal yang menilai kekuatan Hadits Syafi'i dan Malik, ia pun mempelajari mengenai kekuatan Hadits, dan ia pun menyusun kitab Hadits pertama berdasarkan kekuatan hadits yang berisikan hadits Dhoif dan Shihih di dalam Musnad Ahmad.
Setelah itu lahir pula Imam Bukhori yang mempelajari Kitab Musnad Ahmad yang berisi Hadits hadits Dhoif dan Shohih, Ia pun berusaha mengmpulkan Hadits-hadits Shohih di dalam suatu kitab bernama Shohih Bukhori.
Setelah itu lahir pula Imam muslim yang mempelajari Shohih Bukhori dan meyakini masih banyak Hadits Shohih yang belum ditulis di dalam Shohih Bukhori, al-hasil Muslim menyusun Kitab Shohih Muslim yang lebih tebal dari Shohih Bukhori.
Setelah mereka lahir pulalah Imam-imam Hadits seperti Ibnu Majah, Abu Daud, Tarmizi, Nasa'i yang mengumpulkan Hadits-hadits walaupun di dalamnya sudah terdapat hadits dhoif untuk penambah semangat ibadah dan takut kepada maksiat yang sebelumnya belum pernah di bahas ulama sebelum mereka.
Mereka semua ulama' di atas melakukan pemecahan masalah yang belum di lakukan oleh ulam'a sebelum mereka, tanpa mengurangi agama mereka dan tanpa saling menghujat satu sama lain. Walaupun tak jarang mereka berbeda pendapat dalam suatu hukum.
Berbanding terbalik dengan umat masa kini yang hafalan haditsnya masih bisa di hitung, namun sudah berani menghujat bahkan menyalahkan satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar